Follow Us @nadiahasyir


Wednesday, September 16, 2020

LANCAR MENGASIHI DENGAN ASI BERNUTRISI | MENJADI FASILITATOR ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI ITU RASANYA NANO NANO | BLACKMORES PBFG

6:14 PM
Halo, ibu mudaaa. Bagaimana kabarnya? 
Sedang mempersiapkan diri menuju hari melahirkan ya? Atau, baru saja melahirkan? Selamat yah, bun!


Waktu masih menjadi ibu baru yang benar-benar baru kemarin (tahun lalu), saya juga sama seperti kamu kok. Rajin searching, mengenai bagaimana dan apa saja starter pack menjadi ibu beginner yang baik. Memberikan ASI eksklusif adalah satu diantara usaha kita sebagai ibu baru untuk bisa menjadi ibu baru yang baik. Eits, bukan artinya ibu yang tidak mampu memberikan ASI eksklusif itu bukan ibu yang baik loh ya, catat. Namun menurut saya, selama takdir belum menghampiri, selama masih dapat diupayakan, sebagai ibu muda, melakukan hal-hal yang mendukung kelancaran proses produksi ASI adalah hal yang cukup penting untuk selalu dipelajari dan diingat. Nah, pada tulisan kali ini saya akan menceritakan pengalaman menjadi ibu baru pejuang ASI eksklusif. Keep scrolling, dear.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa selama menjadi calon ibu baru saya berusaha membaca, mendengar, dan memperhatikan sebanyak mungkin edukasi yang berkaitan dengan menjadi ibu beginner yang baik. Saya yakin setiap individu memiliki kriterianya masing-masing tentang seperti apa gambaran menjadi ibu baru yang baik. Sebelum ke pembahasan lebih jauh, saya ingin mengenalkan diri kepada kamu bagaimana kriteria ibu baru yang baik menurut pandangan saya yang saya tujukan untuk diri saya. Sekali lagi, ini hanya menurut saya dan untuk saya. Akan berbeda jawaban saya yang apabila pertanyaannya adalah pandangan saya untuk diri orang lain.

Menjadi ibu baru yang baik menurut saya adalah ibu yang meneduhkan, ibu yang mendidik tanpa mengancam, ibu yang mendengarkan cerita anaknya bak seorang teman, dan ibu yang memberikan kenyamanan dan kesempatan dalam setiap langkah yang akan dilalui si anak. Kamu mungkin akan setuju, bahwa untuk pertama kalinya menjadi ibu baru yang baik adalah mampu memberikan kenyamanan dan kesempatan kepada anak untuk memperoleh haknya berupa nutrisi cukup yang dibutuhkan ia untuk tumbuh kembangnya, yang mana dalam konteks ini adalah menjadi fasilitator air susu yang diberikan oleh Tuhan melalui kita para ibu, we named it air susu ibu (ASI). Kenapa saya bilang fasilitator? Karena bukan kita ibu baru yang memproduksi, namun tubuh kita yang memproduksi dan itu datangnya dari Tuhan.

Berbekal bahan hasil riset beberapa literatur, hasil pengamatan dalam mengamati kisah orang-orang yang didokumentasikan dalam media sosial, termasuk "dawuh" dari para orang tua, keluarga, sanak, saudara, sahabat, hingga rekan, membuat saya merasa mantap akan melangkah ke satu langkah lebih maju menuju perubahan. "Bismillah, saya memang belum cukup pengetahuan. Namun dengan pengetahuan tersebut, keyakinan, dan kemampuan membuka hati dan pikiran untuk terus belajar, saya pasti bisa melewatinya. Iya, termasuk menjadi ibu baru."

Sama halnya dengan ibu-ibu lain, drama kehamilan juga sempat menghiasi masa-masa kehamilan. Pernah ada dalam situasi masih menjadi pejuang wisuda pascasarjana pada 7 bulan pertama kehamilan, membuat drama pra-melahirkan saya cukup menguras perasaan. Karena jika saya menceritakan secara rinci, nanti kamu akan mengantuk, hehe. Kita langsung saja ke cerita pasca melahirkan.

Saya melahirkan melalui teknik operasi caesar di salah satu Rumah Sakit Islam di kota saya tinggal. Singkat cerita, saya keluar dari ruang operasi pukul 16.00 WIB. Begitu keluar ruangan, perasaan bahagia membuat air mata tidak mampu untuk terus dibendung. Bersama dengan kehadiran bayi kecil yang sedang berada di gendongan ini, tempat tidur saya di dorong oleh petugas rumah sakit untuk dipindahkan ke ruang pasien. Di perjalanan, saya melihat banyak sekali wajah-wajah yang tidak asing. Ada suami, abi dan ummi, ayah dan ibu mertua, pakde, bude, dan beberapa sanak saudara. Waktu itu belum ada covid19. 

Saya teringat akan pengalaman saya semasa sekolah, yakni sebaik-baiknya kamu memanfaatkan waktu dan energimu untuk belajar, selalu ada 1 diantara 10 soal yang kamu tidak akan menduga jawabannya. Ternyata, menjadi ibu baru bisa lebih dari 1 diantara 10. Mungkin 9 diantara 10 juga bisa, hehe. Itu terjadi di hari pertama kala itu, menjadi ibu baru.

Ujian pertama yang saya dapatkan setelah menjadi ibu baru adalah fase menyusui untuk yang pertama kalinya. Kala itu, ASI (air susu ibu) tidak keluar. Apa yang salah? Saya merasa sudah makan dan minum makanan yang bergizi sesuai dengan literasi yang saya baca. Saya juga sudah rutin melakukan pijat puting untuk membantu mengubah bentuk puting agar connectable dengan mulut si bayi nanti. Apa yang salah? Apa yang kurang?

Ternyata, ASI perlu distimulus secara oral agar bisa keluar dan menjadi lancar, yakni dengan mengkonsumsi daun katuk.  Beberapa waktu setelahnya saya mulai merasa payudara mejadi lebih bervolume dan nyeri yang ternyata adalah sebuah pertanda bahwa produksi ASI sudah mulai berlangsung. I'm so happy, tapi tunggu dulu...

Bayi mungil saya masih menangis. Saya belum mahir menjadi fasilitator ASI yang hebat untuk bayi saya. Waktu berlalu dan membutuhkan waktu 1 minggu untuk bisa memberikan ASI kepada bayi tanpa drama. Selama rentang waktu itu, saya belajar melalui praktik langsung bahwa menyusui tidak bisa hanya dipelajari melalui artikel ilmiah, modul ibu hamil dan menyusui, atau masukan dari dokter kandungan yang diberikan selama konsultasi. Hal lain yang memiliki nilai yang sama pentingnya, yaitu hati seorang ibu. Hati untuk yakin mampu menyusui, hati yang tenang dan ikhlas untuk menyusui bahkan meski ketika sakit bekas luka caesar masih sangat terasa, meski rasa lelah dan shock yang begitu hebat masih terasa.

Fase peralihan dari seseorang dengan status ibu hamil menjadi ibu baru semakin tidak mudah ketika menerima berbagai macam opini dari orang-orang sekitar yang kadangkala tidak selalu menambah semangat, namun bisa juga memberikan pengaruh negatif dan beban psikologis untuk saya sebagai ibu baru. Ucapan-ucapan, seperti: "Duh, kok ASInya nggak keluar sih, putingnya kecil ya? Eh, belum bisa menyusui ya? Anak saya dulu begitu bayinya lahir bisa langsung menyusui loh." Hingga kejadian yang membuat saya merasa tidak pantas menyandang gelar ibu baru datang ketika ada satu waktu dimana para ibu-ibu berkerumun disekeliling saya dan berlagak sambil sibuk menunjukkan keahliannya dalam menyusui, sampai melakukan kontak fisik dengan payudara saya dan bayi saya.

Mmm, saya sebetulnya tidak ingin mencari musuh. Namun ketika saya menulis ini, entah kenapa bagian kisah yang baru saja saya ceritakan seperti, saya ingin bagikan ke kamu dengan harapan, semoga cerita saya bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan baru untuk kita semua. Namun dibalik semua komentar orang-orang ini membuat saya menjadi lebih bersyukur, bahwa keberadaan orang-orang terdekat yang memberikan dukungan yaitu suami, keluarga dekat, dan teman dekat membuat saya mampu melawan perasaan negatif yang muncul akibat ucapan tidak menyenangkan pihak-pihak lain tersebut, sehingga tubuh saya tidak terpengaruh dan tidak memberikan respon negatif, ditandai dengan ASI saya bisa lancar. Mengetahui takdir bahwa orang-orang disekeliling saya cukup "melek" tentang bidang keilmuan kesehatan dan sains membuat saya semakin bersyukur lagi karena kami mudah fokus untuk mencari jalan bagaimana memberikan segalanya yang terbaik untuk bayi saya, alih-alih mengumpat kepada mereka-mereka itu.

Setelah mulai bisa menjadi ibu baru yang mampu memfasilitasi anak dengan ASI yang cukup, saya terus berusaha untuk mempertahankan produksi ASI agar dapat diproduksi sebanyak dan secukup mungkin sebagai nutrisi untuk bayi. Mulai dari memakan makanan yang bergizi hingga meminum multivitamin yang dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Kini bayi saya telah berusia 13 bulan dan alhamdulillah hingga sekarang saya masih bisa memberikan ASI eksklusif untuknya.

Setiap hari saya berusaha mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Junk food masih sering masuk ke dalam daftar menu harian saya, namun acuan utamanya, per hari saya harus memakan makanan yang cukup dan bergizi seimbang supaya mampu memproduksi ASI bernutrisi. Contoh sederhana menu makanan saya adalah menu makan nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah. Beberapa waktu saya mengkonsumsi susu almond atau susu kedelai untuk memperbanyak volume ASI dan mengkonsumsi daun katuk dan daun kelor dalam bentuk makanan sayur bening dan atau dalam bentuk jus. Yang tidak kalah pentingnya adalah mengkonsumsi multivitamin. Satu diantara multivitamin yang menjadi favorit saya adalah Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold (PBFG). Jujur saja, saya sudah cukup familiar mendengar dan mengetahui produk ini. Pada awal kehamilan saya juga sempat berencana akan langsung mengkonsumsi. Namun karena satu dan lain hal, baru diberi kesempatan oleh Allah belakangan mengkonsumsi. Padahal sebenarnya, jika mengkonsumi sejak pertama kehamilan pastinya akan lebih baik lagi.
Blackmores PBFG merupakan produk unggulan Kalbe Blackmores Nutrition yang ditujukan kepada ibu hamil dan menyusui. Melalui Blackmores PBFG diharapkan para ibu hamil mampu mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta kesehatan ibu. Adapun untuk ibu menyusui, dengan mengkonsumsi Blackmores PBFG ini diharapkan mampu memberikan ASI bernutrisi untuk ibu dan bayi yang istimewa. Terdapat 17 kandungan nutrisi esensial di dalam Blackmores PBFG. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Asam folat dan zat besi, membantu menjaga ibu dari resiko anemia.
  2. Kalsium, dibutuhkan untuk pertumbuhan tulangdan gigi buah hati, serta mencegah terjadinya osteoporosis pada ibu.
  3. Omega 3 / DHA yang tidak berbau, sehingga tidak menyebabkan mual saat dikonsumsi. Kandungan ini berperan menunjang pertumbuhan otak dan mata buah hati, serta mengubah vitamin, mineral, dan lemak menjadi komponen yang lebih kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.
Beberapa kandungan nutrisi di atas apabila dikonsumsi sesuai dosis akan mampu meningkatkan produksi ASI bernutrisi, ASI berkualitas, dan tentunya lancar menyusui akan dirasakan oleh ibu. Tapi, dari semua yang saya tulis tadi. Satu hal yang harus selalu dilakukan untuk menjaga produksi ASI agar senantiasa deras dan berkualitas tinggi adalah, ibu baru tidak diizinkan untuk stress dan banyak pikiran. Rileks dan bahagia adalah kunci. Jadi seperti yang tadi saya bilang, dukungan orang-orang terdekat memang sangat berpengaruh untuk kita para ibu baru. 

Sampai disini, adakah yang sudah pernah mengkonsumsi Blackmores PBFG? Atau, sedang membaca tulisan saya karena ingin mencari tahu pengalaman saya mengkonsuminya? Kabar baiknya, dalam upaya memperingati World Breastfeeding Week pada Agustus lalu, Kalbe Blackmores Nutrition melalui kerjasama Blackmores dengan Bumi Sehat Foundation, bersama mengedukasi dan meningkatkan awareness kepada calon ibu di seluruh dunia tentang pentingnya ASI bernutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Sebagaimana informasi umum yang telah kita tahu bahwa antibodi terbaik seorang manusia diperoleh dari ASI.
Sebagai ibu baru yang tidak baru-baru amat, saya merekomendasikan Blackmores PBFG untuk dikonsumsi untuk menyusui dan dipersiapkan sejak awal masa kehamilan. Apabila teman-teman ibu baru merasa ingin tahu lebih dalam tentang Blackmores PBFG dan atau edukasi seputar ilmu menjadi ibu baru, teman-teman bisa mengunjungi: www.blackmores.co.id/mom-and-baby/ atau Instagram: @blackmoresid.

Belanja Blackmores PBFG dapat dilakukan melalui e-commerce di Tokopedia, Blibli, Lazada, dan Shopee yang bertuliskan Official Store.

Sekian dulu untuk cerita saya tentang pengalaman menyusui. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa!



Monday, September 14, 2020

MY BODYCARE ROUTINE UPDATE (SEPTEMBER 2020)

7:03 PM
Assalamu'alaikum, cinta~ 👋🏻😁
Haha, alay. 🤣
Sebelumnya aku mau bilang, mungkin kamu yang baca ini akan bosan, tapi serius, aku kangen kalian yang biasanya nongkrong di kolom komentar blog aku 🤣

Maafkan diriku terlalu sok sibuk. Well, kali ini aku akan menceritakan ke kalian bagaimana aku merawat kulit badanku. Beberapa waktu yang lalu aku sempat memberikan rekomendasi ke kalian tentang bodycare kan? Nah, kali ini aku ingin meracuni kamu dengan another option, yaitu bodycare dari brand lokal (lagi) yang belakangan ini sukses membuat aku terpukau. Katanya ini brand lagi viral. So, yeah. Keep scrolling, ya!

Sudah pernah dengar tentang Glamione? Kalau belum, jadi ini brand lokal baru yang mengusung tema skincare lokal rasa korea. Karena baru, mungkin belum banyak yang notice ya. Namun di beberapa lingkup pertemanan, Glamione cukup ramai diperbincangkan.

Tidak ada yang berubah dari perawatan badan aku. Aku masih setia mengantongi liquid soap, scrub, dan body lotion sebagai sahabat baik aku selama merawat badan. Ada dua diantara bodycare Glamione yang belakangan ini aku coba dan ketagihan sampai hari ini.


1. Liquid Soap
Entah sudah mention yang ke berapa, aku selalu mengatakan bahwa aku masih menggunakan sabun batang pada saat-saat tertentu dan dalam keadaan darurat. Namun yang aku yakini, dengan memakai liquid soap, mengaplikasikannya dengan shower puff seperti memberikan aku sensasi menenangkan dan membahagiakan. My very simple way untuk mendapatkan me time berkualitas.

Liquid soap dari Glamione ini di dalamnya ada butiran scrubnya, jadi bisa dikatakan semacam 2in1, bisa membersihkan kotoran dengan cara kerja sabun cair pada umumnya dan bisa membersihkan sel-sel kulit mati pada kulit dengan butiran scrubnya.

Sedikit saja mengambil produknya, bersama dengan shower puff yang sudah dibasahi, liquid soapnya cepat sekali berbusa. Yang membuat aku beedecak kagum adalah meskipun busanya banyak, tapi after tastenya nggak bikin kulit kering. Melainkan menjadi lembab dan terasa segar dan sehat gitu. Setelah aku cek ke ingredientsnya, ternyata setelah aqua, SLES atau sodium laurenth sulfate dimention di urutan kedua which mean ini menjawab kenapa bisa busanya banyak walau kita cuma ambil sangat sedikit produknya. Kemudian ingredients yang berperan melembabkan kulit juga ikut dibelakanganya. In fact, formulasi dari percampuran antara komposisi-komposisi tersebut bisa membuat produknya wearable dan cocokable di kulit aku. Ciaahh.

2. Scrubbing
Meski memakai liquid soap yang dilengkapi dengan scrub, setiap satu minggu minimal sekali aku melakukan scrubbing menggunakan produk khusus scrub. Sel-sel kulit mati tidak akan hilang hanya dengan kita membasuh badan menggunakan air dan mencucinya dengan sabut. We need scrubing to clean it up. Pilihanku masih jatuh ke Scarlett Whitening Body Scrub Romansa. Honestly, sejak pertama kali pakai aku langsung jatuh hati dan cocok sampai sekarang. Well, I wouldn't say too much information tentang body scrubnya disini, kamu bisa nonton video aku tentang TIPS MENCERAHKAN KULIT di youtube aku, karena aku banyak cerita tentang body scrub ini disitu.


3. Hand and body lotion
Setelah mandi dan membersihkan kulit dari kotoran yang berasal dari banyak hal, saatnya memakai body lotion. Pentingnya memakai lotion untuk badan tidak hanya sekedar supaya kulit kita wangi seharian, namun yang paling penting adalah menutrisi dan melembabkan kulit. Kulit yang lembab dan ternutrisi dengan baik adalah jenis kulit sehat. Kalau ditanya kenapa harus seintense itu untuk memikirkan kesehatan kulit? Sebenarnya jawabannya sangat jelas, kulit adalah organ tubuh kita yang luasnya paling luas dan letaknya paling luar. Dia berhadapan langsung dengan benda asing yang ada di lingkungan kita. Kebayang nggak kalau kulit nggak sehat? Penyakit akan mudah sekali masuk melalui celah manapun.

Namanya perempuan, meski sekarang sudah bukan trendnya lagi mengatakan bahwa cantik itu putih, pada beberapa area kulit pasti ada yang warnanya berbeda alias belang. Seperti pada pergelangan hingga telapak tangan dan kaki aku misalnya, lutut dan siku aku misalnya, warmanya tampak lebih gelap dibandingkan dengan bagian lain. Aku memiliki beberapa jenis lotion, ada yang hanya untuk melembabkan dan menutrisi, ada pula yang berperan sebagai pencerah atau memutihkan kulit. Body lotion dari Glamione memiliki fungsi memutihkan juga dan belakangan ini lotion yang sering aku pakai ya ini.

Jujur packaging lotionnya menurut aku kurang nyaman di aku, namun teksturnya, after taste pemakaiannya bikin aku sesuka itu. Bukan typical lotion yang bikin lengket di kulit, jadi dipakai sehari-hari nyaman. Aromanya juga oke.

4. Sunscreen
Ini yang sering dilupakan dan diremehkan. Padahal body care yang satu ini bisa dibilang sebagai pengunci dan harus selalu dipakai untuk menghindari kulit kita dari paparan sinar UV. Aku sendiri untuk wajah punya beberapa pilihan, namun untuk badan selama ini aku baru sebatas memakai lotion yang juga berperan sebagai sunblock, seperti salah satu koleksi lotion Vaseline misalnya.

Well, itu tadi adalah penjelasan aku mengenai my body care routine. Bagaimana dengan kamu?

Sebelum aku pamit, jangan lupa untuk visit ke Virly untuk cari tahu body care routine dia seperti apa yaa..

Anyway, ide postingan ini berasal dari tema monthly collab yang diadakan Beautiesquad untuk sesama beauty blogger akan tetap solid dan produktif.

Let's spread knowledge with love,
Nadia